MENGUNGKAP SEJARAH PESANTREN RAUDLATUL ULUM ARRAHMANIYAH PRAMIAN SRESEH SAMPANG-MADURA (1770 – 1986)
DOI:
https://doi.org/10.34556/millennial.v1i2.179Keywords:
Sejarah, Raudlatul Ulum Arrahmaniyah, PramianAbstract
Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian Sreseh Sampang-Madura. Penulis membatasi sajian sejarahnya, dimulai dari kiprah Kyai Abdul Qahir. Beliau sosok Kyai yang membabat alas mulai dari dusun Nangger hingga lokasi yang saat ini menjadi Pesantren RUA, dusun Pramian. Sepeninggal beliau, lokasi Pesantren dipindah dari bhere’ léké ke témor léké pada tahun 1808 oleh anak mantunya, Kyai Abdurrahman dari Kwanyar. Kemudian kepengasuhan dilanjutkan oleh anak mantu dari Kyai Abdurrahman, yang bernama Kyai Muharram. Pada masa itu, Pesantren semakin berkembang, tapi terkendala VOC yang mengeluarkan kebijakan ‘sewa tanah’ dan ‘tanam paksa’ pada tahun 1808. Kebijakan ini, berlangsung hingga kepengasuhan Kyai Hanbali. Akibat penerapan kebijakan yang makin massif, Pesantren RUA tidak begitu berkembang. Setelah Kyai Hanbali sudah lanjut usia. Urusan pesantren dipasrahkan kepada Kyai Ali (anak mantu). Pada masa kepengasuhan Kyai Ali, pernah diundang oleh Raja Bangkalan dengan maksud tanah Pesantren RUA akan dijadikan tanah perdikan (bebas pajak), namun gagal karena suatu hal. Pada Tahun 1920-an, kepengasuhan dilanjutkan oleh Kyai Hasbullah hingga wafatnya tahun 1930. Kyai Hasbullah dibantu oleh ponakannya, bernama Kyai Ali Mas’ud putra dari Kyai Ali. Sepeninggalnya, Kyai Ali Mas’ud melanjutkan kepengasuhan Pesantren hingga tahun 1986.
References
Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, (Bandung, Mizan, 1998)
Aminuddin Kasdi, Perlawanan Penguasa Madura Atas Hegemoni Jawa; Relasi Pusat-Daerah pada Periode Akhir Mataram 1726-1745, (Yogyakarta: Jendela, 2003)
Huub de Jonge, Madura dalam Empat Zaman; Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam, (Jakarta: Gramedia, 1989)
Kuntowijoyo, Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940, (Yogyakarta: Mata Bangsa, 2002)
M. Masykur Ismail, Sejarah Kereta Api di Madura 1896-1929, (Surabaya: Pustaka Indis, 2020)
Sartono Kartodirjo, Lembaran Sejarah; Segi-segi Struktural Historiografi Indonesia, (Yogyakarta: Seksi Penelitian Jurusan Sejarah UGM, 1986)
Sartono Kartodirjo, et at. Sejarah Nasional Indonesia, jilid 1-6. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975)
Thomas Stamford Raffles, The History of Java, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2016)
Wasty Sumanto dan F.X Soeyarno, Landasan Historis Pendidikan Indonesia, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983)
Zaenal Masduqi, Cirebon Dari Kota Tradisional Ke Kota Kolonial, (Cirebon: Nurjati Press, 2011)
Zainul Milal Bizawie, Jejaring Ulama Diponogoro; Kolaborasi Santri Kesatria Membangun Islam Kebangsaan Awal Abad ke 19, (Tangerang: Pustaka Compass, 2019)
Ahmadi, A. (2018). Eksistensi Media Sosial dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 1(1), 46-55.
Ahmadi, A. (2019). KONSEP BELAJAR BERSAMA ALAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL PERSPEKTIF ALQURAN. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 2(2), 80-98.